1. Contoh Perusahaan yang Menerapkan
CSR
PT.Djarum
PT. Djarum melalui salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility Djarum Bakti Lingkungan kembali melakukan aksi pelestarian lingkungan. Kali ini, dalam program bertajuk Trees for life, Djarum Bakti Lingkungan melakukan penanaman pohon trembesi di sepanjang turus jalan Semarang-Kudus. Aksi program ini telah dicanangkan pada 24 februari 2010 dengan kehadiran Gubernur Jawa Tengah.
PT. Djarum melalui salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility Djarum Bakti Lingkungan kembali melakukan aksi pelestarian lingkungan. Kali ini, dalam program bertajuk Trees for life, Djarum Bakti Lingkungan melakukan penanaman pohon trembesi di sepanjang turus jalan Semarang-Kudus. Aksi program ini telah dicanangkan pada 24 februari 2010 dengan kehadiran Gubernur Jawa Tengah.
Djarum
Bakti Lingkungan melalui Program Djarum Trees for Life melakukan penanaman
2.767 pohon trembesi di sepanjang turus jalan Semarang-Kudus (sepanjang +/- 40
km). Pohon trembesi dipilih selain memiliki kemampuan sebagai peneduh, juga
sebagai pohon dengan serapan CO2 tertinggi. Pohon trembesi dewasa dapat
menyerap CO2 sebanyak 78,826,296 kg/thn. Harapannya dapat mengurangi pemanasan
global dan mendukung program Pemerintah.”
Tak
Hanya itu, PT Djarum melalui kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) di
bidang pendidikan memberikan kontribusi bagi kemajuan kualitas generasi
muda, khususnya mahasiswa. Program CSR tersebut yang kini disebut dengan nama
program Djarum Beasiswa Plus telah diberikan kepada lebih dari 6300
mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri/Swasta di 24 Propinsi. .
Pemberian
berbagai pelatihan softskills dan pengembangan karakter
menjadi kekhas-an dari program Djarum Beasiswa Plus ketimbang program beasiswa
lainnya. Sebuah bekal luar biasa yang tidak terhitung dengan materi, namun
memberi bekal seumur hidup bagi para Beswan Djarum. Pelatihan ini meliputi tiga
aspek yakni, Outbound, Leadership program, dan Practical
skills and Entrepreneurship.
Dan
yang tak kalah penting juga mempunyai dampak yang membanggakan bagi bangsa
Indonesia adalah hadirnya PB DJARUM yang kita kenal sebagai penghasil
atlet-atlet bulutangkis terbaik di dunia, nama nama seperti Liem Swie King,
Hariyanto Arbi, Christian Hadinata dan Icuk Sugiarto merupakan jebolan PB
DJARUM yang berletak di Kudus, Jawa Tengah.
Awalnya
bagi PB DJARUM membagi kegiatan antara latihan bulu tangkis dengan sekolah, memang
bukan tugas yang mudah bagi para atlet, terlebih lagi mereka-mereka ini yang
kebanyakan masih duduk di bangku sekolah seperti SD, SMP, dan SMA. Namun, untuk
menyelaraskan dua kegiatan tersebut, PB Djarum mengambil langkah bekerjasama
dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Sehingga, kegiatan
antara latihan bulu tangkis dengan sekolah yang dijalani oleh para atlet bisa
berjalan baik, dan tidak saling mengganggu.
Kerjasama yang dilakukan antara PB Djarum dengan Depdikbud adalah dengan pemberian dispensasi waktu di sekolah untuk para atlet. atlet diberikan izin untuk memulai waktu belajarnya di sekolah tidak seperti siswa lain pada umumnya. Mereka juga diberi kemudahan memperoleh izin meninggalkan sekolah pada saat mereka harus mengikuti kejuaraan.
Kerjasama yang dilakukan antara PB Djarum dengan Depdikbud adalah dengan pemberian dispensasi waktu di sekolah untuk para atlet. atlet diberikan izin untuk memulai waktu belajarnya di sekolah tidak seperti siswa lain pada umumnya. Mereka juga diberi kemudahan memperoleh izin meninggalkan sekolah pada saat mereka harus mengikuti kejuaraan.
Selama
ini sekolah-sekolah yang sudah diajak bekerjasama oleh PB Djarum guna mendukung
kemampuan akademis para atletnya yang berasal dari segala jenjang pendidikan
tersebut adalah SD Barongan II, SMP Taman Dewata, dan SMA Kramat.
2. Contoh Perusahaan yang Belum Menerapkan
CSR
PT. Chang Jui Fang
PT. Chang Jui Fang
Indonesia (CJFI) sejak tahun 1996 melalui merek ATENA, PICASSO, dan KITA telah
senantiasa melayani pelanggan untuk memenuhi kebutuhan akan gaya hidup modern,
melalui produk-produk keramik lantai, keramik dinding, serta granit lantai yang
berkualitas, inovatif, dengan harga yang lebih terjangkau.
Dengan fasilitas produksi
terkini di area lebih dari 60 hektar dan 900 tenaga kerja ahli yang berdedikasi
tinggi, CJFI saat ini telah bertransformasi menjadi salah satu produsen dan
distributor keramik lantai dan keramik dinding berkualitas tinggi yang sudah
diperhitungkan di Indonesia.
Disamping itu pula, CJFI di
setiap merek ATENA, PICASSO, dan KITA miliknya selalu menerapkan standar
manajemen kualitas Internasional ISO 13006:2003. CJFI juga telah mendapatkan
pengakuan kualitas produk dari Standar Nasional Indonesia (SNI) serta standar
kualitas produk dari beberapa negara lainnya. CJFI selalu berkomitmen hanya
memberikan produk dengan kualitas dan desain terbaru, yang diselaraskan dengan
pelayanan prima untuk pelanggannya melalui jaringan distribusi CJFI yang
tersebar di seluruh Indonesia.
Sesuai dengan visi CJFI untuk
selalu menjadi perusahaan yang baik, terpercaya, dan berkembang di Indonesia;
dengan didukung oleh tenaga-tenaga handal yang mahir dalam mengoperasikan
mesin-mesin berteknologi tinggi terkini dan yang lebih ramah lingkungan, CJFI
secara konsisten terus melakukan peningkatan berkelanjutan di semua sektor.
Hal ini kami lakukan
untuk memastikan bahwa semua pelanggan kami akan selalu mendapatkan nilai
tambah dari semua produk keramik berkualitas ATENA, PICASSO, dan KITA. Harapan
kami adalah untuk memastikan semua produk kami akan dapat selalu diandalkan
oleh anda hingga lintas generasi.
Tapi sebagai perusahaan
yang sudah berdiri resmi, pt.chang jui fang tidak pernah terlihat menerapakan
prinsip csr, sebagai perusahaan yang lama berdiri pt. chang jui fang tidak
pernah terlihat bersosialisasi atau melakukan partisipasi dengan lingkungan
sekitar. Padahal kalau difikir perusahaan tersebut menghasilkan banyak limbah
dan itu bisa merugikan masyarakat.
3. Contoh Perusahaan yang melakukan Prinsip CSR
Danone Aqua
Aqua adalah sebuah air merek dalam kemasan (AMDK) yang lahir
atas gagasan almarhum Tirto Utomo (1990-1994),dan diproduksi oleh PT Aqua
Golden Mississipi. PT Danone Aqua Tbk adalah pelopor industri air minum
dalam kemasan (AMDK) di Asia tenggara, salah satunya Indonesia. Berdiri pada
tanggal 23 februari 1973 dan mulai mematenkan kemudian memasarkan produknya
dengan merek Aqua pada oktober 1974. Sejak tahun 1987 Aqua telah memasuki pasar regional
(Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Maladewa, Australia, New Zealand, Hong
Kong, Filipina, Vietnam). Di Indonesia sendiri Aqua telah memiliki 3 pabrik
yang masing masing berlokasi di Bekasi, Citeureup Bogor dan Mekarsari Sukabumi.
Pimpinan Danone Aqua Parmaningsih Hadinegoro mengatakan, Aqua
telah hadir di Indonesia lebih dari 35 tahun dan sejak awal kami membawa misi
untuk menyediakan air minum dalam kemasan yang sehat dan aman bagi seluruh
lapisan masyarakat dengan memegang teguh komitmen tanggung jawab sosial
berkelanjutan.
Pabrik pertama di Indonesia berdiri di Bekasi dengan
peluncuran produksi Aqua kemasan botol kaca ukuran 950 ml, pabrik kedua
terletak di kota Pandaan, Jawa Timur. Kemudian dilakukan pengembangan produk
Aqua kemasan PET pada tahun 1985 sehingga lebih berkualitas dan aman untuk
dikonsumsi. Di tahun 1993 Aqua mengadakan program Aqua peduli (Cares) sebagai
langkah pendaur ulangan botol plastik Aqua menjadi materi pelastik yang dapat
digunakan kembali. Di Indonesia sendiri Aqua telah memiliki 3 pabrik yang
masing masing berlokasi di Bekasi, Citeureup Bogor dan Mekarsari Sukabumi. Aqua
telah memiliki 1.000.000 titik distribusi yang dapat diakses oleh
masyarakat Indonesia.
Penyatuan Aqua Danone terjadi 4 september 1998 berdampak pada
peningkatan kualitas produk menjadi produsen AMDK terbesar di Indonesia. Di
tahun 2000 Aqua meluncurkan produk berlabel Danone Aqua kemudian Danone
meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama daro 40% menjadi 47%
sehingga Danone menjadi pemegang saham mayoritas Aqua Group.
Aqua memiliki standart operasional yang tinggi yakni bahan
baku air digunakan berasal dari sumber mata air pegunungan yang mengandung
mineral mineral penting dan seimbang. Setiap tetes Aqua melalui proses 27
langkah tepat sistem Hydro pro untuk menjamin kemurniannya. Selain itu Aqua
juga memperhatikan dalam aspek teknologi kemasan dan tentunya pelayanan
konsumen.
Aqua adalah perusahaan yang mengutamakan kesterilan dan
kehigienisan, terbukti ia memiliki laboratorium modern untuk menguji
produknya dan staf peneliti yang tinggal didalam perusahaan, ahli mikrobiologi
dan ahli kimia. Selain itu untuk memenuhi standart air kemasan, Aqua telah
diakui oleh PBB, badan pengawas makanan dan obat obatan Amerika, agen
perlindungan lingkungan amerika dan asosiasi air kemasan internasional.
CSR
AQUA
Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility
Menurut
Prof. Alyson Warshut dari University of Bath Inggris (1998)
yang dikutip oleh Yusuf Wibisono dalam bukunya Membedah Konsep dan Aplikasi CSR
(2007:39), mengajukan prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility (CSR)
sebagai berikut :
- Prioritas
Korporat
Mengakui
tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat dan penentu utama
pembangunan berkelanjutan. Dengan begitu korporat bisa membuat kebijakan,
program dan praktek dalam menjalankan bisnisnya dengan cara yang
bertanggungjawab secara sosial.
- Manajemen
Terpadu
Mengintegrasikan
kebijakan, program dan praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sebagai salah
satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.
- Proses
Perbaikan
Secara
berkesinambungan memperbaiki kebijakan, program dan kinerja sosial korporat,
berdasar temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan
kriteria sosial tersebut secara internasional.
- Pendidikan
Karyawan
Menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan serta memotivasi karyawan.
- Pengkajian
Melakukan
kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau proyek baru dan sebelum
menutup satu fasilitas atau meninggalkan lokasi pabrik.
- Produk
dan Jasa
Mengembangkan
produk dan jasa yang tak berdampak negative secara sosial.
- Informasi
Publik
Memberi
informasi dan (bila diperlukan) mendidik pelanggan, distributor dan publik
tentang penggunaan aman, transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk, dan
begitu pula dengan jasa.
- Fasilitas
dan Operasi
Mengembangkan,
merancang, dan mengoperasikan fasilitas serta menjalankan kegiatan yang
mempertimbangkan temuan kajian dampak sosial.
- Penelitian
Melakukan
atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku, produk, proses, emisi, dan
limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan penelitian yang menjadi sarana
untuk mengurangi dampak negatif.
- Prinsip
Pencegahan
Memodifikasi
manufaktur, pemasaran atau penggunaan produk atau jasa, sejalan dengan
penelitian mutakhir, untuk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.
- Kontraktor
dan Pemasok
Mendorong
penggunaan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan
kalangan kontraktor dan pemasok, disamping itu bila diperlukan mensyaratkan
perbaikan dalam praktis bisnis yang dilakukan kontraktor dan pemasok.
- Siaga
menghadapi darurat
Menyusun
dan merumuskan rencana menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan
berbahaya bekerjasama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan
komunitas lokal. Sekaligus mengenali potensi bahaya yang muncul.
- Transfer
Best Practice
Berkontribusi
pada pengembangan dan transfer praktik bisnis yang bertanggung jawab secara
sosial pada semua industri dan sektor publik.
- Memberi
sumbangan
Sumbangan
untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga
pemerintah dan lintas departemen pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan
meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial.
- Keterbukaan
Menumbuhkembangkan
keterbukaan dan dialog dengan pekerja dan publik, mengantisipasi dan member
respon terhadap potential hazard, dan dampak operasi, produk,
limbah atau jasa.
- Pencapaian
dan Pelaporan
Mengevaluasi
kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian
berdasarkan kriteria korporat dan peraturan perundang-undangan dan menyampaikan
informasi tersebut pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja, publik.
Mengingat Aqua adalah perusahaan yang telah melayani
masyarakat hampir 40 tahun, Aqua juga menggunakan sumber daya alam yakni sumber
air bersih, oleh karena itu untuk menjaga kesinambungan serta keseimbangan
penggunaan sumber daya agar tetap terjaga dan manfaatnya bagi masyarakat luas
dan menciptakan pertumuhan sumber daya yang berkelanjutan. Oleh karena itu
dirasa penting Aqua melakukan kegiatan CSR, dalam rangka sebagai wujud komitmen
dan tanggung jawab sosial perusahaan dengan menerapkan kegiatan berbasis
masyarakat dalam menjalankan programnya. Kampanye yang telah dimulai sejak
tahun 2007 ini juga adalah sebuah kampanye berkelanjutan mengenai kebaikan alam
(Goodness of nature).
Salah satu program Aqua adalah WASH (Water Access,
Sanitation, Hygiene Program) tujuanya untuk memberikan solusi dalam penyediaan
air bersih di Indonesia. Didalam program WASH ini adalah program ‘Satu Untuk
Sepuluh’, program ini juga mendukung program Millenium Development yang
dicanangkan oleh PBB tujuannya untuk memerangi kemiskinan dan kelaparan
diberbagai belahan dunia yang ditarget pada tahun 2015.
Program yang akan dibahas kali ini khusus pada CSR Aqua yang
telah terlaksana yaitu program “1L Aqua untuk 10L Air Bersih”, menurut
Binahidra Logiardi, manajer PT Tirta Investama yang membawahi perusahaan Aqua,
slogan ini adalah ungkapan simbiolis untuk memudahkan pemirsa mencerna pesan
yang ingin Aqua sampaikan, dimana setiap 1 liter yang terjual telah
membantu 10 liter air bersih untuk 4 kecamatan.
Program ini didasarkan pada fakta yang menjelaskan bahwa ait
adalah kebutuhan mendasar bagi manusia, namun permasalahanya tidak semua orang
dapat mengakses air bersih, karena faktor demografis yang membutuhkan
infrastruktur memadai untuk itu. padahal kesehatan lingkungan dan diri adalah
sesuatu yang mahal dan harus dijaga oleh pribadi individu.
Program ini dilaksanakan di Timor Tengah Selatan karena
berdasarkan survey terbaru yang dilakukan ACF (Action Contre la Faim). NTT
dianggap sebagai wilayah yang tepat, karena sedang mengalami program kelangkaan
air bersih dibagian belahan timur Indonesia (program satu untuk sepuluh, 2007). Masyarakat NTT juga masih kesulitan dalam mengakses
air bersih, mereka harus berjalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh, medanya
pun terjal, berbatu bahkan harus melewati sungai. Dibutuhkan waktu sekitar satu
jam untuk membawa pulang dan pergi air dalam jerigen tiap harinya.
Kelangkaan air ini sangat berpengaruh pada banyak aspek,
mulai dari anak anak yang mau tida mau harus membantu orang tua mereka untuk
mendapatkan air, sehingga waktu bermain dan belajar merekapun sering terabaikan
oleh hal ini, ancaman ragam penyakit juga menghantui mereka mulai dari demam
berdarah, diare hingga malaria adalah penyakit yang sudah biasa mereka derita.
Berangkat dari permasalahan diatas, Aqua berkomitmen untuk
memperbaiki kesejahteraan anak Indonesia. Untuk setiap liter produk Aqua
berlabel khusus yakni Aqua 600 mm dan 1.500 mm dijual maka konsumen telah
membantu program Aqua denga menyumbangkan 10 liter air bersih kepada masyarakat
yang membutuhkan. Selain itu Aqua akan memperpendek jarak sumber air ke
pemukiman penduduk dengan cara menempatkan pipa pipa ke tempat yang lebih mudah
dijangkau. Sehingga jarak tempuh satu jam kini bisa diubah dengan jarak 200
meter saja, karena air bersih akan disalurkan melalui pipa pipa tersebut.
Aqua telah memberikan akses tersebut kepada 12.000 penerima
bantuan dibeberapa desa kecamatan Boking dan Amanatun Utara NTT. Dalam program
ini sumber mata air pegunungan yang terdapat didesa ditutp dengan menggunakan
bangunan dari semen kemudian air tersebut dialirkan ke dusun melalui 11 titik
keran air, penyaluran tersebut menggunakan dua prinsip teknologi yakni
berdasarkan gravitasi dan pompa hidran. Panjang total pipa yang dibangun adalah
6 km,
Tujuan program ini dikatakn berhasil karena targetnya telah
terpenuhi :
1. Perbaikan
infrastruktur air bersihdan jumlah ketersediaan air bersih, telah dipangkasnya
jarak tempuh yang jauh menjadi lebih dekat sehingga mempermudah kebutuhan hidup
mereka.
2. Terciptanya
kesadaran hidup sehat malalui penyuluhan kesehatan.
3. Kerjasama
dengan stakeholder lokal untuk mendukung keberlanjutan program.
Waktu
Program
Program ini dimulai pada bulan Juli 2007 dan berakhir pada
September 2007. Kemudian dilakukan riset awal di Timor tengah untuk pemantauan
program pada Maret 2008 hingga Juni 2008. Program tersebut tidak hanya berhenti
disitu saja, karena Aqua ingin benar benar melakukan perubahan kesejahteraan
masyarakat sebagai bentuk kepedulian sosial Aqua terhadap masyarakat. terbukti
pada tanggal 13 September 2009 hingga 10 tahun kedepan. Aqua mengadakan program
yang bernama “Satu Untuk Sepuluh”. Tujuannya adalah untuk mempromosikan gaya
hidup sehat dengan menyediakan akses air bersih dan pendidikan seputar
kesehatan. Target program ini diharapkan dapat menjangkau 18.900 penerima
bantuan didesa desa, Kecamatan Boking, Amanatun Utara, Toianas dan Noebana.
Dalam program ini yang telah sukses diwujudkan adalah :
Penyediaan Akses Air Bersih yang lebih mudah
Penyuluhan Pola Hidup Sehat
Pemberdayaan Masyarakat di wilayah tersebu
Danone Aqua dikatakan termasuk CSR karena memiliki ciri ;
a. Identifikasi
yakni Aqua harus bisa memprioritaskan kegiatan tersebut
untuk orang orang yang benar benar membutuhkan (needs) dibanding mementingkan
keinginan (wants), disini Aqua berprioritas untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat untuk masyarakat NTT, hal ini menunjukan bahwa disamping Aqua adalah
sebuah perusahaan besar yang juga memiliki komitmen terhadap masyarakat dengan
memberikan kontribusi yakni melakukan kegiatan untuk mengatasi kelangkaan air
bersih salah satunya di NTT.
b. Continuity
yakni kegiatan yang bersifat terus menerus atau
berkesinambungan. Hal ini dikarenakan untuk dapat mengubah perilaku dan mindset
masyarakan tentang pentingnya air bersih sehingga untuk merubah kedua hal
tersebut dibutuhkan jangka waktu yang panjang, Kegiatan Aqua ini bertajuk WASH
(Water
Access, Sanitation, Hygiene Program)
didalamnya terdapat program ‘1 liter untuk 10 liter’ dan dilanjutkan dengan
program ‘satu untuk sepuluh’ dengan jangka waktu hingga 2020 untuk membantu
daerah daerah yang sedang mengalami krisis air bersih.
c. Empowering
yakni kegiatan yang dilakukan menekankan pada aktivitas
tersebut dilakukan oleh masyarakat yang bersangkutan. Yakni Aqua memberikan
penyuluhan penyuluhan kesehatan untuk membekali masyarakat dalam pengelolaan
dan pemanfaatan air bersih yang benar. Dalam pengerjaan fisik Aqua juga
melibatkan masyarakat karena tiap dusun memiliki komite air yang bertugas
merawat instalasi. Sebanyak 127 komite air telah dibekali dengan berbagai
keterampilan agar masyarakat dapat mengelola sarana air bersih, memberikan
edukasi melalui kegiatan seperti pemutaran film, pertunjukan drama.
Model Two
Ways Asymmetrical
Public relation dalam kampanye artinya telah melakukan
komunikasi dua arah (two ways asymmetrical), perusahaan menjalankan program komunikasi kepada publik
dan memperhatikan adanya feedback dari publik. Hasil yang diharapkan adalah pembentukan
sikap publik yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Model komunikasi humas
yang mampu menyeimbangkan nilai nilai personal dengan nilai nilai profesional.
Serta antara nillai nilai perusahaan dengan nilai nilai publik. Komunikasi dua
arah dalam proses dialog dengan publik untuk mencapai kesepahaman berkaitan
dengan konsekuensi dari keputusan atau tindakan organisasi.
Menurut Grunig dan white (1992) dalam buku Public Relations
dan Coorporate Social Responsibility (Aswad Ishak dkk, 2011 : 108-109) model
tersebut menekankan komunikasi dua arah dan menekankan peran praktisi humas
untuk memenuhi kepentingan publik sekaligus menjadi penasehat pihak menejemen.
Tanggung jawab sosial perusahaan sendiri idealnya adalah realisasi dari
pemahaman organisasi terhadap kebutuhan publik sekaligus komitmen organisasi
untuk melakukan tindakan sosial. Model ini menekankan pencapaian program untuk
tujuan jangka panjang
Berangkat dari model diatas, CSR Aqua dan publiknya memiliki
kekuatan atau ‘power’ yang sama dalam mempengaruhi segala keputusan atau dampak
akhir bagi kedua belah pihak nantinya.Yakni apakah feedback baik yang
disampaikan oleh publik tersebut dapat membantu/mempengaruhi citra dan
memperkuat branding Aqua untuk lebih baik, begitu juga sebaliknya jika feedback
yang disampaikan negatif maka akan berpengaruh pada tujuan organisasi yang
gagal. Artinya kedua belah pihak saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Dalam perjalanannya model ini tidak selamanya benar, oleh
karena itu banyak mendapatkan kritikan. Dimana kedua belah pihak (perusahaan
dan publik) tidak seluruhnya memiliki ‘power’ untuk saling mempengaruhi dalam
memutuskan sebuah kebijakan, namun pihak yang paling mendominasi adalah
organisasi, ialah yang mengagendakan seluruhnya dan publik disini hanya bisa
pasif.
Komunikasi
Persuasif Aqua
Dalam sebagian aktivitasnya di eksternal perusahaan, Public
relations (PR) melakukan sebuah komunikasi yang secara tidak langsung bertujuan
untuk mengajak dan mempengaruhi publik untuk dapat mengikuti keinginan yang
ditargetkan perusahaan, sehingga terbentuklah sebuah sikap publik yang baik
terhadap perusahaan. Public
4. Contoh Perusahaan yang tidak melakukan Prinsip CSR
PT.
Axeon Indonesia,
konflik masyarakat Aceh dengan Exxon
Mobile yang mengelola gas bumi di Arun.
Berdasarkan atas munculnya berbagai
aktivitas perusahaan yang tidak bertanggung jawab, sehingga mengakibatkan
kerusakan lingkungan hidup di sekitarnya dan terjadinya konflik dengan
masyarakat sekitarnya, maka pemerintah memberikan pengaturan mengenai tanggung
jawab sosial dan lingkungan perusahaan di dalam peraturan perundang-undangan
nasional.
Dengan diaturnya CSR di dalam
peraturan perundang-undangan, maka CSR kini menjadi tanggung jawab yang
bersifat legal dan wajib. Namun, dengan asumsi bahwa kalangan bisnis akhirnya
bisa menyepakati makna sosial yang terkandung di dalamnya, gagasan CSR
mengalami distorsi yang serius, yaitu sebagai berikut:
1)
Sebagai
sebuah tanggung jawab sosial, dengan adanya pengaturan CSR, maka mengabaikan
sejumlah prasyarat yang memungkinkan terwujudnya makna dasar CSR tersebut,
yaitu sebagai pilihan sadar, adanya kebebasan, dan kemauan bertindak. Dengan
mewajibkan CSR, maka memberikan batasan kepada ruang-ruang pilihan yang ada,
berikut kesempatan masyarakat mengukur derajat pemaknaannya dalam praktik.
2)
Dengan
adanya kewajiban tersebut, maka CSR bermakna parsial sebatas upaya pencegahan
dan penanggulangan dampak sosial dan lingkungan dari kehadiran sebuah
perusahaan. Dengan demikian, bentuk program CSR hanya terkait langsung dengan
jenis usaha yang dijalankan perusahaan. Padahal praktek yang berlangsung selama
ini, ada atau tidaknya kegiatan terkait dampak sosial dan lingkungan,
perusahaan melaksanakan program langsung, seperti lingkungan hidup dan tak
langsung, seperti rumah sakit, sekolah, dan beasiswa. Kewajiban tadi berpotensi
menghilangkan aneka program tak langsung tersebut.
3)
Tanggung
jawab lingkungan sesungguhnya adalah tanggung jawab setiap subyek hukum,
termasuk perusahaan. Jika terjadi kerusakan lingkungan akibat aktivitas
usahanya, hal itu jelas masuk ke wilayah urusan hukum. Setiap dampak pencemaran
dan kehancuran ekologis dikenakan tuntutan hukum, dan setiap perusahaan harus
bertanggung jawab. Dengan menempatkan kewajiban proteksi dan rehabilitasi
lingkungan dalam domain tanggung jawab sosial, hal ini cenderung mereduksi
makna keselamatan lingkungan sebagai kewajiban legal menjadi sekedar pilihan
tanggung jawab sosial. Atau bahkan lebih jauh lahi, justru bisa terjadi
penggandaan tanggung jawab suatu perusahaan, yakni secara sosial (menurut UU
PT) dan secara hukum (menurut UU Lingkungan Hidup).
4)
Dari
sisi keterkaitan peran, kewajiban yang digariskan UU PT menempatkan perusahaan
sebagai pelaku dan penanggung jawab tunggal program CSR. Di sini, masyarakat
seakan menjadi obyek semata, sehingga hanya menyisakan budaya ketergantungan
selepas program, sementara negara menjadi mandor pengawas yang siap memberikan sanksi
atas pelanggaran.
Terlepas dari berbagai konflik yang
membayangi pengaturan mengenai CSR di dalam peraturan perundang-undangan
nasional, CSR merupakan suatu konsep yang penting untuk dilaksanakan oleh
perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan hubungan timbal balik yang
saling sinergis antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Komentar
:
Perusahaan
yang baik adalah perusahaan yang bisa menerapkan CSR dengan benar, menjaga
hubungan social antara pemilik industry dan lingkungan sekitar dengan baik,
karena keberhasilan perusahaan tidak hanya dari dalam perusahaan saja, tapi
bagaiamana perusahaan itu bisa beradaptasi dengan lingkungan luar juga.
Karena
dengan hubungan yang terjalin dengan
baik, akan menambah nilai plus juga merek perusahaan itu dimata masyarakat,
bukan hanya karena produk yang dihasilkan industry saja juga perilaku industry tersebut
berjasa untuk lingkungan.
Sumber :