Minggu, Oktober 12

ETIKA BISNIS ( TUGAS SOFTSKILL)

                                       ETIKA BISNIS
                                                                   

                                                                    WITRI ASTRIYANI
                                                                    
                                                                     17211449 /4EA21

TUGAS A 

I. PENGERTIAN ETIKA BISNIS
    Etika Bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.


II. INDIKATOR ETIKA BISNIS
  Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah melaksanakan etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah: Indikator ekonomi; indikator peraturan khusus yang berlaku; indikator hukum; indikator ajaran agama; indikator budaya dan indikator etik dari masing-masing pelaku bisnis.

1. Indikator Etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila perusahaan atau pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain.
2. Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan  indikator ini  seseorang pelaku bisnis dikatakan  beretika dalam bisnisnya apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.
3. Indikator etika bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator hokum seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnis  apabila  seseorang pelaku  bisnis  atau  suatu perusahaan telah mematuhi   segala   norma  hukum   yang   berlaku   dalam   menjalankan kegiatan bisnisnya.
4. Indikator  etika   berdasarkan   ajaran   agama.   Pelaku  bisnis   dianggap beretika  bilamana  dalam  pelaksanaan  bisnisnya  senantiasa  merujuk kepada nilai- nilai ajaran agama yang dianutnya.
5. Indikator etika berdasarkan nilai budaya.  Setiap pelaku  bisnis baik secara individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasi suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
6.   Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan integritas pribadinya.


III. PRINSIP ETIKA DALAM BERBISNIS
       Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya.

1.    Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadikewajibannya dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai moral yang ada, namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam kaitan ini salah satu contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan, diantaranya adalah:
(1) Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan mereka;
(2) Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasukpelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;
(3) Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan keselamatanpelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijagakelangsungannyadan ditingkatkan terhadap produk  dan  jasa perusahaan;
(4) Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan,memasarkan dan mengiklankan produk.

        Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik. karena kebebasan adalah unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah prasyarat utama untuk bertindak secara etis, walaupun kebebasan belum menjamin bahwa seseorang bertindak secara otonom dan etis. 
     Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah tanggungjawab, karena selain sadar akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga harus bisa mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di sinilah dimung-kinkan adanya pertimbangan moral). Kesediaan bertanggungjawab merupakan ciri khas dari makhluk bermoral, dan tanggungjawab disini adalah tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga tentunya pada stakeholder
.
2.    Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuranmerupakan modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan dengan kejujuran:
1.      Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini secara a priori saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak jujur melaksanakan janjinya. Karena jika salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin lagi pihak yang dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan tahu dan tentunya malas berbisnis dengan pihak yang bertindak curang tersebut.
2.      Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga yang baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok dalam berbisnis. Karena jika ada konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan konsumen tersebut beralih ke produk lain.
3.      Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan yaitu  antara   pemberi    kerja   dan   pekerja, dan berkait dengan kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.

3.    Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuaidengan aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapatdipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
1.      Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat  dengan negara. Semua  pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yangsama sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang bisnis, keadilan legal menuntut agar  Negara bersikap netral dalam memperlakukan semua pelaku ekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua pelaku bisnis.
2.      Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang yang satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara negara dan warga negara, dan hubungan horizontal antar warga negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
3.      Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini   berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan ketentuan   dalam perusahaan yang juga adil dan baik.

4.    Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling mengun­tungkan satu sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan suatu win-win situation.

5.    Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetapmenjaga nama baiknya dan nama baik perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith, prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang paling penting dalam berbisnis. Prinsip ini menjadi dasardan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena menurut Adam Smith, dalam prinsip keadilan khususnya keadilan komutatif berupa no harm, bahwa sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung semua prinsip etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan merugikan orang lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima dan masuk akal.


TUGAS B 

I. Contoh Perusahaan yang sudah melakukan Etika Bisnis

       Sebuah perusahaan pengembang di Indramayu membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati pihak pengembang memberikan spesifikasi pengolahan limbah secara benar kepada pihak perusahaan olahan tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan olahan menyesuaikan spesifikasi pembuangan limbah yang telah dijanjikan untuk tidak mencemari lingkungan maupun alam sekitar. Sehingga proses pabrik tersebut berjalan lancar tanpa adanya pengekangan dan perusahaan banyak menyerap tenaga kerja setempat sehingga hubungan sosial tercipta dengan baik. Perusahaan 
        Dalam kasus ini pihak perusahaan pengolahan tersebut telah mematuhi prinsip kejujuran dan tenggang rasa yang baik  karena telah memenuhi spesifikasi pembuangan limbah dan menyerap tenaga kerja setempat yang telah mereka musyawarahkan bersama pihak pengembang.

Ulasan : 
       Keberhasilan suatu Perusahaan atau Bisnis  bukan hanya dilihat dari bagaimana perusahaan itu berjalan, mengatur, dan berproses, tapi bagaiamana perusahaan itu berhasil menjaga. Perusahaan diatas adalah salah satu contoh perusahaan yang baik, yaitu disamping mengedepankan aspek kejujuran dan penepatan janji, perusahaan tersebut juga mematuhi hukum untuk tidak mencemari lingkungan, selain itu perusahaan tersebut mampu menyerap tenaga kerja dari warga sekitar, disini bisa terlihat kedua pihak yang berkaitan sama sama merasa adil. 
          Hubungan sosial perusahaan dengan warga sekitar terjalin dengan baik. 

II. Contoh Perusahaan yang tidak melakukan Etika Bisnis
        Sebuah perusahaan katakanlah perusahaan x migas berada didaerah yang memang daerah penghasil migas yang kompeten disebuah daerah Indramayu. Selama berjalanya perusahaan, perusahaan tersebut hanya mampu merekrut karyawan yang berasal dari luar daerah yang berijazah tinggi,sedangkan pada kenyataanya warga masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan itu berdiri, menganggur atau tak memiliki pekerjaan.  
       Melihat kondisi tersebut, bisa saja kalau seandaikan terjadi bencana atau hal - hal yang bisa ditimbulkan perusahaan tersebut terjadi, maka warga sekitarlah yang pertama kali merasakan dampaknya,disinilah perusahaan dikatakan tidak mempunyai etika bisnis yang benar. 

Ulasan : 
     Bahwa tindakan perusahaan ini adalah tidak menghargai. Meski sebuah perusahaan berdiri atas jalur hukum dan resmi, tetap saja yang namanya perusahaan atau tempat untuk membuat sesuatu itu adalah sebuah bangunan yang tidak pernah lepas dari lalu lintasnya manusia, setidaknya hal ini bagi manajer atau karyawan setempat lebih jeli untuk memahami kondisi diluar lingkungan perusahaan, sebab  bukan tidak mungkin efek yang ditimbulkan perusahaan adalah merugikan orang pertama, yakni warga setempat.  
    Jika sudah terjadi timbulah perselisihan, timbulah masalah, proses pengembangan perusahaan jadi terhambat, dan akhirnya perusahaan akan ditutup. Jadi, saran terabik perusahaan tersebut adalah membuka mata hati kanan kiri, depan belakang lingkungan sekitar, karena meskipun sebuah perusahaan tetap saja yang menggerakanya adalah tangan- tangan manusia itu sendiri paling tidak, bersosialisasilah dalam hal ini. Kepercayaan yang diberikan warga kepada perusahaan tersebut akan tumbuh untuk kelangsungan hidup perusahaan yang lama. 



Sumber : 
http://apriyantihusain.blogspot.com/2012/04/prinsip-etis-dalam-berbisnis.html
Ernawan, Erni. 2011. Business Ethics. Penerbit: Alfabeta. Bandung
http://baddaysp.blogspot.com/2013/10/pengertian-etika-bisnis-indikator-etika.html
http://gisgisgisgishell.wordpress.com/2012/10/07/tugas-1-etika-bisnis/