ETIKA BISNIS
WITRI ASTRIYANI
17211449 /4EA21
TUGAS A
I. PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Etika Bisnis merupakan cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan
dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja,
pemegang saham, masyarakat.
II. INDIKATOR ETIKA BISNIS
Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk
menyatakan apakah seseorang dan suatu
perusahaan telah melaksanakan etika bisnis dalam
kegiatan usahanya antara lain adalah: Indikator ekonomi; indikator peraturan
khusus yang berlaku; indikator hukum; indikator ajaran agama; indikator
budaya dan indikator etik dari masing-masing pelaku bisnis.
1. Indikator Etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila
perusahaan atau pebisnis telah melakukan
pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien
tanpa merugikan masyarakat lain.
2. Indikator etika bisnis menurut peraturan
khusus yang berlaku. Berdasarkan
indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika
dalam bisnisnya apabila
masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.
3. Indikator etika bisnis
menurut hukum. Berdasarkan indikator hokum seseorang atau suatu perusahaan
dikatakan telah melaksanakan etika bisnis
apabila seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan
telah mematuhi segala
norma hukum yang berlaku
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
4. Indikator
etika berdasarkan ajaran agama.
Pelaku bisnis dianggap beretika
bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa
merujuk kepada nilai- nilai ajaran agama yang
dianutnya.
5. Indikator etika berdasarkan
nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baik secara individu maupun kelembagaan telah
menyelenggarakan bisnisnya dengan
mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasi suatu perusahaan, daerah dan
suatu bangsa.
6. Indikator etika bisnis menurut masing-masing
individu adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak
mengorbankan integritas
pribadinya.
III. PRINSIP ETIKA DALAM BERBISNIS
Secara
umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari
kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis
sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya.
1. Prinsip
Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang
menjadikewajibannya dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan
tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai
moral yang ada, namun juga melakukan sesuatu
karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan
dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam kaitan ini salah satu contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap
para pelanggan, diantaranya adalah:
(1) Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik
dan sesuai dengan tuntutan mereka;
(2) Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua
transaksi, termasukpelayanan yang tinggi dan memperbaiki
ketidakpuasan mereka;
(3) Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan
keselamatanpelanggan, demikian juga kualitas
Iingkungan mereka, akan dijagakelangsungannyadan ditingkatkan terhadap
produk dan jasa perusahaan;
(4) Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam
menawarkan,memasarkan dan mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya
terbaik. karena kebebasan adalah unsur hakiki dari prinsip otonomi ini.
Dalam etika, kebebasan adalah
prasyarat utama untuk bertindak secara etis, walaupun kebebasan
belum menjamin bahwa seseorang bertindak secara otonom dan etis.
Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah
tanggungjawab, karena selain sadar
akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik,
otonom juga harus bisa mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di
sinilah dimung-kinkan adanya
pertimbangan moral). Kesediaan bertanggungjawab merupakan ciri khas dari makhluk bermoral, dan
tanggungjawab disini adalah
tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga tentunya pada stakeholder
.
2. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak
ada kejujuran, karena kejujuranmerupakan modal utama untuk
memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya,
baik berupa kepercayaan komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut
adanya keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan dengan kejujuran:
1. Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian
dan kontrak. Pelaku bisnis disini
secara a priori saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak jujur melaksanakan
janjinya. Karena jika salah satu
pihak melanggar, maka tidak mungkin lagi pihak yang dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak
pengusaha lainnya akan tahu dan tentunya malas berbisnis dengan pihak yang
bertindak curang tersebut.
2. Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan
jasa dengan mutu dan harga
yang baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok dalam berbisnis. Karena jika ada konsumen yang
merasa tertipu, tentunya hal tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan konsumen
tersebut beralih ke
produk lain.
3. Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern
dalam suatu perusahaan
yaitu antara pemberi kerja dan pekerja,
dan berkait dengan kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan
ataupun atasannya tidak terjaga.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang
diperlakukan secara sama sesuaidengan
aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapatdipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak
ada pihak yang dirugikan hak dan
kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan oleh
Aristoteles adalah:
1. Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau
kelompok masyarakat dengan negara. Semua pihak dijamin
untuk mendapat perlakuan yangsama
sesuai dengan hukum yang berlaku.
Secara khusus dalam bidang bisnis, keadilan legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam
memperlakukan semua pelaku ekonomi,
negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan
dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua pelaku bisnis.
2. Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil
antara orang yang satu dan yang lain.
Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara negara dan warga
negara, dan hubungan horizontal antar warga
negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu
menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
3. Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi,
yaitu distribusi ekonomi yang merata
atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini berkaitan
dengan prinsip perlakuan yang
sama sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar semua pihak
berusaha untuk saling menguntungkan
satu sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis
haruslah bisa melahirkan suatu win-win situation.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis
selayaknya dijalankan dengan tetapmenjaga
nama baiknya dan nama baik perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan
di atas, menurut Adam Smith, prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang
paling penting dalam
berbisnis. Prinsip ini menjadi dasardan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun
prinsip lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena menurut Adam Smith, dalam prinsip keadilan khususnya
keadilan komutatif berupa no harm, bahwa
sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung semua prinsip etika bisnis lainnya. Karena orang
yang jujur tidak akan merugikan orang
lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk tidak merugikan orang
lain tanpa alasan yang diterima
dan masuk akal.
TUGAS B
I. Contoh Perusahaan yang
sudah melakukan Etika Bisnis
Sebuah
perusahaan pengembang di Indramayu membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan
perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati pihak pengembang memberikan spesifikasi pengolahan limbah secara benar kepada
pihak perusahaan olahan tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan olahan menyesuaikan spesifikasi pembuangan limbah yang telah dijanjikan untuk tidak mencemari lingkungan maupun alam sekitar.
Sehingga proses pabrik tersebut berjalan lancar tanpa adanya pengekangan dan perusahaan banyak menyerap tenaga kerja setempat sehingga hubungan sosial tercipta dengan baik. Perusahaan
Dalam kasus ini pihak perusahaan pengolahan tersebut telah mematuhi prinsip kejujuran dan tenggang rasa yang baik karena telah memenuhi spesifikasi pembuangan limbah dan menyerap tenaga kerja setempat yang telah mereka musyawarahkan bersama pihak pengembang.
Dalam kasus ini pihak perusahaan pengolahan tersebut telah mematuhi prinsip kejujuran dan tenggang rasa yang baik karena telah memenuhi spesifikasi pembuangan limbah dan menyerap tenaga kerja setempat yang telah mereka musyawarahkan bersama pihak pengembang.
Ulasan :
Keberhasilan suatu Perusahaan atau Bisnis bukan hanya dilihat dari bagaimana perusahaan itu berjalan, mengatur, dan berproses, tapi bagaiamana perusahaan itu berhasil menjaga. Perusahaan diatas adalah salah satu contoh perusahaan yang baik, yaitu disamping mengedepankan aspek kejujuran dan penepatan janji, perusahaan tersebut juga mematuhi hukum untuk tidak mencemari lingkungan, selain itu perusahaan tersebut mampu menyerap tenaga kerja dari warga sekitar, disini bisa terlihat kedua pihak yang berkaitan sama sama merasa adil.
Hubungan sosial perusahaan dengan warga sekitar terjalin dengan baik.
Hubungan sosial perusahaan dengan warga sekitar terjalin dengan baik.
II. Contoh Perusahaan yang tidak melakukan Etika Bisnis
Sebuah perusahaan katakanlah perusahaan x migas berada didaerah yang memang daerah penghasil migas yang kompeten disebuah daerah Indramayu. Selama berjalanya perusahaan, perusahaan tersebut hanya mampu merekrut karyawan yang berasal dari luar daerah yang berijazah tinggi,sedangkan pada kenyataanya warga masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan itu berdiri, menganggur atau tak memiliki pekerjaan.
Melihat kondisi tersebut, bisa saja kalau seandaikan terjadi bencana atau hal - hal yang bisa ditimbulkan perusahaan tersebut terjadi, maka warga sekitarlah yang pertama kali merasakan dampaknya,disinilah perusahaan dikatakan tidak mempunyai etika bisnis yang benar.
Melihat kondisi tersebut, bisa saja kalau seandaikan terjadi bencana atau hal - hal yang bisa ditimbulkan perusahaan tersebut terjadi, maka warga sekitarlah yang pertama kali merasakan dampaknya,disinilah perusahaan dikatakan tidak mempunyai etika bisnis yang benar.
Ulasan :
Bahwa tindakan perusahaan ini adalah tidak menghargai. Meski sebuah perusahaan berdiri atas jalur hukum dan resmi, tetap saja yang namanya perusahaan atau tempat untuk membuat sesuatu itu adalah sebuah bangunan yang tidak pernah lepas dari lalu lintasnya manusia, setidaknya hal ini bagi manajer atau karyawan setempat lebih jeli untuk memahami kondisi diluar lingkungan perusahaan, sebab bukan tidak mungkin efek yang ditimbulkan perusahaan adalah merugikan orang pertama, yakni warga setempat.
Jika sudah terjadi timbulah perselisihan, timbulah masalah, proses pengembangan perusahaan jadi terhambat, dan akhirnya perusahaan akan ditutup. Jadi, saran terabik perusahaan tersebut adalah membuka mata hati kanan kiri, depan belakang lingkungan sekitar, karena meskipun sebuah perusahaan tetap saja yang menggerakanya adalah tangan- tangan manusia itu sendiri paling tidak, bersosialisasilah dalam hal ini. Kepercayaan yang diberikan warga kepada perusahaan
tersebut akan tumbuh untuk kelangsungan hidup perusahaan yang lama.
http://apriyantihusain.blogspot.com/2012/04/prinsip-etis-dalam-berbisnis.html
Ernawan, Erni. 2011.
Business Ethics. Penerbit: Alfabeta. Bandung
http://baddaysp.blogspot.com/2013/10/pengertian-etika-bisnis-indikator-etika.html
http://gisgisgisgishell.wordpress.com/2012/10/07/tugas-1-etika-bisnis/